Tasawuf dan Sufisme

Ajaran tasawuf dimulai oleh kaum Muslim di abad 1 Hijriyah ketika mereka para sahabat beserta para tabi'in coba untuk menghindari dari apapun yang mereka dapatkan setelah mereka berhasil membuka Irak, Mesir, Suriah dan negara lainnya. Beberapa dari mereka memutuskan untuk tetap menjadi Mujahidin atau sibuk dengan beribadah dan melayani umat dengan mengajar ataupun perbuatan lainnya dalam hidup mereka. Kala itu mereka mendapat sebutan "Az-Zuhaad." Zahid atau kita kenal dengan Zuhud berarti kurang menyukai akan kenikmatan dunia karena takut hal itu justru dapat menyebabkan susutnya waktu dan perhatian yang sebenarnya, yaitu mencapai kebahagiaan yang abadi serta tidak menjadikan kehidupan dunia itu sebagai tujuan akhir.

Setelah itu tasawuf seperti halnya bagian lain dari ilmu pengetahuan dan aktivitas berkembang dan banyak tokoh sufi seperti abul Qasim Al-Junaid al-Baghdadi yang mencontohkan bagaimana semestinya mengisi hidup sebagai persiapan bagi kehidupan akhirat kelak.

Setelah abad keempat Hijriyah, sufisme terbagi menjadi dua jenis: tasawuf suni dan tasawuf bid'ah. Tasawuf sunni mempraktekkan zuhud dan Ibadah sesuai dengan Sunnah Nabi Muhammad SAW, cara hidupnya dan para pengikutnya. Jenis sufisme yang lain adalah yang dinamakan tasawuf bid'ah yang berarti jenis sufisme yang mengajarkan cara dan jalan hidup seseorang yang datang dari India dan Persia dan tempat lainnya yang kemudian masuk menjadi bagian umat Islam. Mereka mempraktekkan cara sufisme mereka dalam lingkungan umat Islam.

Berdasarkan hal itu para Ulama memiliki beberapa pandangan tentang tasawuf. Sebagian dari mereka mendukung tasawuf dan mayoritas dari mereka menerima Sufisme karena mereka tahu bahwa Sufisme adalah bagian dari Sunnah dan jalan hidup para Khulafaur Rasyidin. Sebagian yang lainnya menyoroti beberapa perbuatan dalam sebagian Sufisme yang menurut mereka tergolong dalam praktik bid'ah. Kita harus berhati-hati ketika berurusan dengan masalah seperti ini dan kita hanya boleh menilai perbuatan seseorang dengan berlandaskan pada Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Kita perlu untuk mencontoh Sufisme yang dipraktekkan oleh para Khulafaur Rasyidin dan Ahlul Bait (Keluarga Nabi). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui mana yang terbaik.

0 komentar:

Posting Komentar