7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia

Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi’in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu : diantaranya :
Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.
Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah. Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu :
“Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”.
Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap “bandel” dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!
Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.
Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh.
bersambung... 
(Sumber tulisan: ceramah Ustad Aam Aminudin, Lc. di Sapporo, Jepang, disarikan secara bebas oleh Sdr. Asep Tata Permana)




yakinlah kepada Allah




Assalamualaykum ya akhi ya ukhti


Berbagai kebutuhan sepertinya saat ini memang banyak dalam daftar yang dituliskan. Ntah itu untuk pendaftaran ulang anak-anak, biaya pendaftaran dan bulanan kursus anak-anak, dan biaya-biaya lainnya. Mungkin jika aku tidak menyikapinya dengan baik, mungkin kegelisahan dan kerisauan merasuki ke dalam hati dan pikiran. Alhamdulillah kegelisahan hanya mampir sebentar, selebihnya aku bersyukur kepada yang diberikan Allah kepadaku. Masih banyak banget kehidupan orang lain yang jauh banget dibawahku saat ini.

teringat tulisan yang pernah aku baca, bahwa seringkali kita beranggapan bahwa rejeki itu adalah hasil kerja keras dan usaha kita sendiri. Padahal sebagai ciptaan Allah, tugas manusia hanyalah berusaha dan berdoa. Hasil akhirnya mutlak Allah yang menentukan. Ada puluhan surat yang sama menyinggung mengenai ketetapan Allah mengenai rejeki. Salah satunya adalah QS 20 Thaahaa ayat 132

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.

dan QS 34 Saba ayat 39 :

Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)." Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.

InsyaAllah dengan berpedoman dengan surat itu, diharapkan setiap manusia tidak akan cepat putus asa dalam mengais rejekinya. Sarana untuk mendapatkan rejeki itu tentu bermacam-macam, sesuai dengan kemampuan setiap orang. Semoga ketabahan, kejujuran dan prasangka baik kepada Allah mendapat balasan dari Allah bahkan di luar perkiraan. Semoga aku dan kita semua berpegang teguh pada aturanNya, tidak perlu ada kekhawatiran, walau berbagai ujian datang menerpa. Tetaplah tersenyum melihat skenario yang telah diatur olehNya.

Assalamualaykum pak Sarjono

Assalamuaalaykum ya akhi ya ukhti

Ingat ceritaku dulu tentang pak Sarjono. he he beberapa minggu yang lalu alhamdulillah..pagi itu ketemu lagi dengan pak Sarjono, kuberanikan diri untuk mengucapkan salam "Assalamualaykum"..alhamdulillah beliau juga menyapaku dengan salam yang lengkap "Waalaykumsalam warrahamatullahi wabbarakatuh" semakin indahnya hari ini.


Dan pagi ini, Alhamdulillah, aku kembali dipertemukan dan bersalam sapa dengan pak Sarjono, namun kali ini kami lebih akrab. Awalnya beliau hampir mengucapkan "Selamat pagi", tetapi ketika aku persis di sampingnya, dia ucapkan salam dan buru-buru aku jawab. Tak disangka dia bertanya kepadaku "apa khabarnya pak? alhamdulillah jawabku buru-buru dan berlalu, padahal dalam hati aku juga ingin menanyakan kembali khabarnya, tetapi aku ngga mau moment ini membuat macet antrian di belakang kendaraanku. InsyaAllah keadaan beliau dan keluarganya sehat walafiat penuh lindungan Allah swt..amien


Setiba di kantor, aku penasaran untuk mencari tau di dunia maya (internet) apakah ada yang merasakan apa yang aku alami dengan orang yang special dimataku ini. ternyata benar, setidaknya ada dua blog/komentar yang sama mengenai pak Sarjono ini. Komentar yang cukup banyak dan tentu positif ada di blognya saudara kita ukhti Rini Rusli . Senang membaca komentar-komentar yang ada. Aku berharapa dan bermimpi menjadi orang seperti pak Sarjono, menjadi orang yang mampu membahagiakan orang banyak, ikhlas dan menjadi orang yang berguna serta bermanfaat dimana dia bertempat..khairunnaas anfaa'uhum linnas - sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain.




* mbak Rini Rusli, saya ijin menggunakan fotonya ya :)

Syukur yang terlupa

Dinihari tadi perutku kembung, aku coba untuk bangun dan aku coba untuk minum coklat hangat dan kebetulan ada sepotong roti coklat ada di meja makan yang memang aku siapkan untuk pagi ini. Segelas coklat dan sepotong roti sudah aku habiskan namun kembungku masih terasa, teringat untuk membaca doa memohon kesembuhan yang pernah aku ajarkan kepada istriku waktu itu. setelah itu aku bersiap-siap mandi dan sholat shubuh. Sehabis shubuh sakitku hilang, alhamdulillah ucapku dalam hati, bersyukur kepada Allah atas diangkatnya sakitku.

Sepanjang perjalanan pulang dari sholat shubuh aku berfikir, telah banyak sekali sakit-sakit ringan yang aku alami ntah itu flu, kembung, batuk, pusing, dan lain sebagainya dan telah disembuhkan namun aku lupa untuk bersyukur mengingat Allah yang telah Maha mengabulkan dan Maha Penyembuh.

Hmm pikirku, selama aku ingat untuk berdoa dan memohon selalu dan hanya kepadaNya, insyaAllah dan berharap aku akan bisa bersyukur kepadaNya..selain itu aku berharap aku peka terhadap nikmat-nikmat dan ujian yang kadang terlupakan ntah itu udara yang aku hirup, pendengaran yang baik, mata yang bisa melihat, keimanan yang terjaga, hati yang sedang di bolak balikkan, dan banyak lagi...insyaAllah.

tahukah kita | jumlah Bismillahirrahmanirrahim

Di dalam Al Quran kata Bismillahirrahmanirrahim yang mempunyai makna “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” kita temukan di awal surat. Kita tahu dalam Al Quran terdapat 114 surat setidaknya ada 114 kalimat Bismillahirrahmanirrahim yang mengawali semua surat dalam Al Quran.

Namun kenyataannya ada satu surat yang tidak di awali dengan kalimat Bismillahirrahmanirrahim yaitu surat ke 9 (At Taubah). Tetapi sepertinya jatahnya diambil untuk surat ke 27 (An Naml) dimana dalam surat ini terdapat 2 kalimat Bismillahirrahmanirrahim yaitu pada awal surat dan pada ayat 30 :

Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.


percikan Rahmat Illahi

assalamualaykum ya akhi ya ukhti

Nabi Muhammad pernah bersabda :

“Allah yang Maha Kepujian menjadikan sifat Rahmat seratus bagian. Maka dipeganglah di sisi-Nya 99 bagian dan diturunkan-Nya satu bagian ke bumi. Maka dengan yang satu bagian inilah seluruh makhluk berkasih sayang sesamanya, sehingga seekor hewan mengangkat kakiknya karena takut anaknya terinjak olehnya”

Untuk apa Allah memercikkan sebagian kecil sifat-Nya kepada diri manusia? Boleh jadi agar manusia mudah merasakan hal-hal yang di ridhoi-Nya dan apa yang tidak disukai-Nya. Sehingga manusia yang mau menggunakan akal dan hati yang dimilikinya dapat menemukan dan merasakan kebenaran hakiki yang akan menuntunnya ke surga..itulah suara hati. Seorang penjahatpun mampu menemukan kebenaran, yaitu kebenaran dari sudut pandang Ilahiyyah. Tetapi tentu saja jika ia mau menggunakan akal dan suara hatinya. Namun kadangkala belenggu di dalam hati sudah begitu banyaknya sehingga hati itu keras, dan suara hati itu diabaikan. Oleh karena itu sangat sering kita mendengar nasihat dari orang-orang tetapi selama kita enggan menggunakan akal dan kalbu kita untuk memahaminya, maka semua nasihat itu tidaklah ada artinya.

Surat Al A’raaf QS 7 ayat 179 mungkin bisa menjadi renungan buat aku dan kita semua 

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”

InsyaAllah tulisan ini bisa menjadi bahan renunganku kapan saja 
di kutip dari buku sentuhan kalbu tulisan Ir. Permadi Alibasyah



Cerita imaginary waktu shubuh

Assalammualaikum ya akhi ya ukhti

Masih ingatkah sahabat :

'' Sholat terberat bagi orang-orang munafik adalah Sholat Isya dan Subuh. Padahal seandainya mereka mengetahui pahala pada kedua Sholat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau harus merangkak'' (HR Ahmad).

ada cerita imaginare tentang Sholat Subuh di Masjid yang aku dapatkan dari temanku :

Seorang pria bangun pagi2 buta utk sholat subuh di Masjid. 
Dia berpakaian, berwudhu dan berjalan menuju masjid. Ditengah jalan menuju masjid, pria tersebut jatuh dan pakaiannya kotor. 
Dia bangkit, membersihkan bajunya, dan pulang kembali kerumah. Di rumah, dia berganti baju, berwudhu, dan, LAGI, berjalan menuju masjid. 

Dalam perjalanan kembali ke masjid, dia jatuh lagi di tempat yg sama! 
Dia, sekali lagi, bangkit, membersihkan dirinya dan kembali kerumah. 
Dirumah, dia, sekali lagi, berganti baju, berwudhu dan berjalan menuju masjid. 

Kemudian di tengah jalan menuju masjid, dia bertemu seorang pria yg memegang lampu. 
Dia menanyakan identitas pria tsb, dan pria itu menjawab "Saya melihat anda jatuh 2 kali di perjalanan menuju masjid, jadi saya bawakan lampu untuk menerangi perjalanan anda.''
 
Pria pertama mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan ke masjid. Sesaat sampai di masjid, pria pertama bertanya kepada pria yang membawa lampu untuk masuk dan sholat subuh bersamanya. 
Pria kedua menolak. 
Pria pertama mengajak lagi hingga berkali-kali dan, lagi, akan tetapi jawabannya sama. 

Kemudian pria pertama bertanya, kenapa menolak untuk masuk dan sholat. 
Pria kedua menjawab Aku adalah Setan. Tentulah pria pertama itu terkejut dengan jawaban pria kedua. 

''Setan kemudian menjelaskan : 'Saya melihat kamu berjalan ke masjid, dan sayalah yang membuat kamu terjatuh. Ketika kamu pulang ke rumah, membersihkan badan dan kembali ke masjid, Allah memaafkan semua dosa2mu. 

Saya membuatmu jatuh kedua kalinya, dan bahkan itupun tidak membuatmu merubah pikiran untuk tinggal dirumah saja, kamu tetap memutuskan kembali ke masjid. Karena hal itu, Allah memaafkan dosa2 seluruh anggota keluargamu. Saya KHAWATIR jika saya membuat mu jatuh untuk ketiga kalinya, jangan2 Allah akan memaafkan dosa2 seluruh penduduk desamu, jadi saya harus memastikan bahwa anda sampai dimasjid dengan selamat..' '

Jangan pernah biarkan Setan mendapatkan keuntungan dari setiap aksinya. 
Jangan melepaskan sebuah niat baik yang hendak kita lakukan karena kita tidak pernah tahu ganjaran yg akan kita dapatkan...insyaAllah



Bekal pulang kampung

assalamualaykum ya akhi ya ukhti

Beberapa hari yang lalu aku mengantar adikku ke bandara untuk pulang ke rumah orangtuaku. Dia baru menghabiskan beberapa minggu waktu liburannya di rumahku. Karena mengejar jadwal penerbangan, maka diputuskan untuk berangkat dari rumah sekitar jam 05:00. Selepas melaksanakan sholat shubuh, aku bersiap-siap untuk berangkat bersama adikku menuju ke bandara. Aku pastikan kepada adikku “apakah semua bawaan dan tas sudah dimasukkan ke dalam mobil? tanyaku, sudah semua bang ujarnya. Takutnya beberapa barang yang dia beli tertinggal termasuk oleh-oleh buat kerabat. Kemudian aku pastikan lagi kepada dia “kamu sudah sholat shubuh ?, belum bang jawabnya sambil mengenakan sepatunya. Sholat shubuh dulu kataku sambil bergumam dalam hati “yakin sekali dia umurnya akan panjang dalam perjalanan pulang nanti”. 

Dalam perjalanan aku kembali ingatkan kepada adikku bahwa lakukanlah sholat wajib itu setiap waktunya, dan jangan sekedar hanya menggugurkan kewajiban. Pulang ke kampung saja, kamu mempersiapkan perbekalan dan oleh-oleh sedemikian rupa. Memanfaatkan waktu yang terbatas selama liburan untuk mencari itu mencari ini, membeli itu membeli ini. Tetapi untuk pulang ke kampung yang sebenarnya yaitu akhirat kita tidak pernah sesibuk itu mencari perbekalan yaitu amalan-amalan yang nanti akan mendampingi kita kala kematian itu datang.
Ada sebuah nasihat yang mungkin bagus untuk aku tuliskan, yaitu nasihat dari seorang ulama Irak yang bernama Jamaluddin bin al Fajr Abdurrahman (lebih dikenal dengan Imam ibnu Al Jauziy). Dia mengatakan :

“yang wajib bagi seorang yang cerdas ialah mempersiapkan bekal sebelum melakukan perjalanan. Ia tentu tidak tahu hal-hal yang akan menimpa dirinya. Ia pun tak tahu kapan dirinya tiba-tiba dipanggil oleh Allah. Saya melihat banyak orang tertipu dengan masa-masa mudanya, lupa bahwa mereka bisa saja berpisah dengan teman sebayanya secara tiba-tiba. Mungkin seseorang yang merasa dirinya pintar sempat berkata “aku akan sibukkan diriku dengan ilmu, lalu aku beramal kemudian”. Ia kemudian berleha-leha dengan alasan beristirahat. Ia menunda kesempatan untuk bertaubat. Ia larut dalam berbagai gibah, berenang dalam genangan darah saudara-saudaranya. Harta benda datang lewat jalan yang syubhat dan ia terbuat dalam angan untuk menghapus segala nista di kemudian hari. Ia lupa bahwa kematian senantiasa mengintai. Gantungkanlah kematian di pelupuk mata”

InsyaAllah tulisan ini akan tertanam di dalam otakku untuk selalu mengingatkanku bahwa kematian itu kapan saja akan datang menjemputku, aku harus kumpulkan perbekalanku karena aku akan lama tinggal di kampung yang sebenarnya. 

tahukah kita | sujud di atas 7 tulang

"Kita diperintahkan untuk sujud diatas tujuh tulang. Diatas dahi -beliau memberi isyarat diatas hidung beliau-, diatas dua tangan, dua lutut, ujung jari-jari kedua kaki, dan agar kami tidak meng-kaft- (menggulung/mengikat) baju dan rambut" (HR.Al-Bukhori No. 812 dan Muslim 1098)

“Dari Ibnu ‘Abbas radliyallahu 'anhu berkata,”Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam diperintahkan untuk bersujud di atas tujuh (anggota badan) Dan beliau dilarang untuk mengumpulkan rambut maupun busana.” (H.R Muslim).

tahukah kita | takbir dan tasbih

aku baru tahu bahwa ada sunnah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang aku dapat tadi selepas shubuh dimana disunnahkan untuk melafadzkan takbir ketika berjalan menanjak dan melafadzkan tasbih ketika berjalan menurun (cukup dalam hati), insyaAllah aku dan kita semua bisa mengamalkannya..amien
Musafir bertakbir di setiap tempat (dataran) tinggi, berdasarkan hadits Abu Hurairah ra yang berkata, "Seseorang berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku ingin bepergian, maka beri aku nasihat'. Rasulullah saw. bersabda, "Hendaklah engkau bertakwa kepada Allah, dan bertakbir di setiap tempat (dataran) yang tinggi." (Diriwayatkan At Tirmidzi dengan sanad yang baik).
dan pernah ada yang menyampaikan namun masih perlu dipastikan haditsnya, dimana ketika melalui jalan yang berkelok-kelok disunnahkan untuk melafadzkan la howla wala kuwata ila billah..

syafaat Rasulullah


assalamualaykum ya akhi ya ukhti

semua manusia yang beriman selalu dalam hatinya berharap mendapat syafaat dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Salah satunya jalannya adalah menjalankan sunnah rasul yang pernah dicontohkan beliau kepada para sahabat dan disampaikan turun temurun oleh para Tabi’in, para Tabi'ut tabi'in dan para penerus selanjutnya sampai saat ini.

Namun  hari ini aku ingin mencoba lebih mengenal apa itu syafaat

Dalam beberapa literature dan Al Quran dituliskan mengenal syafaat
Menurut catatan kaki No. 46 dari Al Qur’an terbitan Departemen Agama RI adalah perantaraan. Jadi Juru Syafa’at adalah perantara.

Siapa yang mampu memberi syafaat ?
Yang mampu member syafaat haruslah seijin Allah SWT seperti dalam firman Allah :

 
“Syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali Allah sudah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhaiNya” (QS An Najm (53) : 26)
 “Siapakah yang dapat memberi syfa’at disisi Allah tanpa izinNya” (Ayat Kursi Al Baqarah (2) : 255)


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pemberi syafaat ?

Ada beberapa hadits yang mungkin perlu terlebih dahulu kita baca :

(Hadits Shahih Bukhari 163)
 “Hai, Bani Abdul Muthalib! Aku tidak kuasa apa-apa untuk membelamu sekalian di hadapan Allah kelak. Karena itu, kecuali sedikit harta yang kumiliki mintalah kepadaku jika kamu membutuhkan!”


(Hadits Shahid Bukhari 1261)
“Dari Abu Hurairah r.a, katanya: Rasulullah Saw berdiri ketika Tuhan yang Maha Mulia dan Maha Besar menurunkan ayat yang artinya: “Dan berilah peringatan kepada kaum famili engkau terdekat!” 
Lalu beliau bersabda: “Hai kaum Quraisy! (atau perkataan yang serupa dengan itu). Tebuslah dirimu! Aku tiada dapat menolongmu barang sedikitpun dari siksa Tuhan. Hai Bani Abdi Manaf! Aku tiada bisa menolongmu sedikitpun. Hai Abbas anak Abdul Muthalib! Aku tiada bisa menolongmu sedikitpun dari siksa Tuhan. “Hai Safiah, bibi Rasulullah! Aku tiada bisa menolongmu sedikitpun dari siksa Tuhan. Hai Fatimah binti Muhammad! Mintalah kepada aku harta dan aku tiada bisa menolongmu sedikitpun dari siksa Tuhan!”


Dan berikut ditegaskan dalam Al Quran 

 “Katakanlah: Aku bukanlah rasul yang pertama diantara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang diperbuat terhadapku, dan apa yang diperbuat terhadapmu, aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan” (QS Al Ahqaf (46) : 9)

 “Dan katakanlah: “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan” (QS Al Hijr (15) : 89)

Sabda Rasulullah saw :
Syafaatku adalah kuberikan untuk ummatku yg berdosa besar (Shahih Muslim)

hadits beliau saw : “Sungguh matahari mendekat dihari kiamat hingga keringat sampai setengah telinga, dan sementara mereka dalam keadaan itu mereka ber-istighatsah (minta tolong) kepada Adam, lalu mereka beristighatsah kepada Musa, Isa, dan kesemuanya tak mampu berbuat apa apa, lalu mereka beristighatsah kepada Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam” (Shahih Bukhari hadits no.1405)


Juga banyak terdapat hadits serupa pada Shahih Muslim hadits no.194, shahih Bukhari hadits no.3162, 3182, 4435, dan banyak lagi hadist-Hadits shahih yg rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menunjukkan umat manusia ber istighatsah pada para nabi dan rasul, bahkan Riwayat shahih Bukhari dijelaskan bahwa mereka berkata pada Adam, Wahai Adam, sungguh engkau adalah ayah dari semua manusi.. dan seterusnya.. dan seterusnya … dan seterusnya dan Adam as berkata : “Diriku..diriku.., pergilah pada selainku.., hingga akhirnya mereka ber Istighatsah memanggil manggil Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam

Tanggapan habib Munzir terkait dengan hadits tersebut di atas 

Ucapan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bahwa beliau tidak mampu memberi syafaat adalah demi para sahabatnya tidak bertopang diri dan meninggalkan amal, karena ummat beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sudah dijamin surga walau hanya dengan ucapan Laa ilaha illallah, sebagaimana sabda beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : 


Barangsiapa yg mengucap Laa ilaha illallah, maka ia akan masuk sorga. Maka selain daripada itu adalah siksa neraka yg tidak kekal bagi para pendosa, Bagi para pendosa disediakan pengampunan di dunia, jika mereka bertobat maka dalam sekejap dosanya sirna, jika mereka tak bertobat maka Allah jadikan setiap musibah mereka sebagai penghapus dosa (hadits riwayat shahih Bukhari), dan setiap kesedihan merekapun merupakan penghapusan dosa (shahih Bukhari), setiap mereka shalat terdapat penghapusan dosa (Shahih Bukhari), setiap mereka berwudhu terdapat penghapusan dosa (shahih Bukhari dan Shahih Muslim),

Dan seluruh ibadah adalah menghapus dosa dosa, Muslimin selalu disucikan oleh Allah tanpa mereka sadari, semakin mereka taat maka semakin sucilah mereka, hingga wafat dalam kemuliaan dan masuk surge

Semoga bermanfaat dan semakin menguatkan keimanan kita dan tanpa ragu menjalankan sunnah rasul dari yang ringan untuk memimpikan mendapat syafaat beliau di akhirat ..amien 



mang Udin dan bang Soleh

Mang Udin, begitulah dia dipanggil, seorang penjual jasa perbaikan sepatu yang sering disebut tukang sol. Pagi buta sudah melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap, nanti sore hari mang Udin membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil.

Perut mulai keroncongan. Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya. Mau beli makan, uangnya tidak cukup. Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah. Perutnya sendiri tidak dia hiraukan.

Di tengah keputusasaan, dia berjumpa dengan seorang tukan sol lainnya. Wajahnya cukup berseri. “Pasti, si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.” pikir mang Udin. Mereka berpapasan dan saling menyapa. Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap.

“Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan.

“Alhamdulillah. Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh.

“Saya baru satu bang, itu pun cuma benerin tahitan.” kata mang Udin memelas.

“Alhamdulillah, itu harus disyukuri.”

“Mau disyukuri gimana, nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal.

“Justru dengan bersyukur, nikmat kita akan ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum.

“Emang begitu bang?” tanya mang Udin, yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur.

“Insya Allah. Mari kita ke Masjid dulu, sebentar lagi adzan dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkat pikulannya.

Mang udin sedikit kikuk, karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat.

“Ayolah, kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barakah.”

Akhirnya, mang Udin mengikuti bang Soleh menuju sebuah masjid terdekat. Bang Soleh begitu hapal tata letak masjid, sepertinya sering ke masjid tersebut.

Setelah shalat, bang Soleh mengajak mang Udin ke warung nasi untuk makan siang. Tentu saja mang Udin bingung, sebab dia tidak punya uang. Bang Soleh mengerti,

“Ayolah, kita makan dulu. Saya yang traktir.”

Akhirnya mang Udin ikut makan di warung Tegal terdekat. Setelah makan, mang Udin berkata,

“Saya tidak enak nich. Nanti uang untuk dapur abang berkurang dipakai traktir saya.”

“Tenang saja, Allah akan menggantinya. Bahkan lebih besar dan barakah.” kata bang Soleh tetap tersenyum.

“Abang yakin?”

“Insya Allah.” jawab bang soleh meyakinkan.

“Kalau begitu, saya mau shalat lagi, bersyukur, dan mau memberi kepada orang lain.” kata mang Udin penuh harap.

“Insya Allah. Allah akan menolong kita.” Kata bang Soleh sambil bersalaman dan mengucapkan salam untuk berpisah.

Keesokan harinya, mereke bertemu di tempat yang sama. Bang Soleh mendahului menyapa.

“Apa kabar mang Udin?”

“Alhamdulillah, baik. Oh ya, saya sudah mengikuti saran Abang, tapi mengapa koq penghasilan saya malah turun? Hari ini, satu pun pekerjaan belum saya dapat.” kata mang Udin setengah menyalahkan.

Bang Soleh hanya tersenyum. Kemudian berkata,
“Masih ada hal yang perlu mang Udin lakukan untuk mendapat rezeki barakah.”
“Oh ya, apa itu?” tanya mang Udin penasaran.
“Tawakal, ikhlas, dan sabar.” kata bang Soleh sambil kemudian mengajak ke Masjid dan mentraktir makan siang lagi.

Keesokan harinya, mereka bertemu lagi, tetapi di tempat yang berbeda. Mang Udin yang berhari-hari ini sepi order berkata setengah menyalahkan lagi,

“Wah, saya makin parah. Kemarin nggak dapat order, sekarang juga belum. Apa saran abang tidak cocok untuk saya?”

“Bukan tidak, cocok. Mungkin keyakinan mang Udin belum kuat atas pertolongan Allah. Coba renungkan, sejauh mana mang Udin yakin bahwa Allah akan menolong kita?” jelas bang Soleh sambil tetap tersenyum.

Mang Udin cukup tersentak mendengar penjelasan tersebut. Dia mengakui bahwa hatinya sedikit ragu. Dia “hanya” coba-coba menjalankan apa yang dikatakan oleh bang Soleh.
“Bagaimana supaya yakin bang?” kata mang Udin sedikit pelan hampir terdengar.
Rupanya, bang Soleh sudah menebak, kemana arah pembicaraan.
“Saya mau bertanya, apakah kita janjian untuk bertemu hari ini, disini?” tanya bang Soleh.
“Tidak.”
“Tapi kenyataanya kita bertemu, bahkan 3 hari berturut. Mang Udin dapat rezeki bisa makan bersama saya. Jika bukan Allah yang mengatur, siapa lagi?” lanjut bang Soleh. Mang Udin terlihat berpikir dalam. Bang Soleh melanjutkan, “Mungkin, sudah banyak petunjuk dari Allah, hanya saja kita jarang atau kurang memperhatikan petunjuk tersebut. Kita tidak menyangka Allah akan menolong kita, karena kita sebenarnya tidak berharap. Kita tidak berharap, karena kita tidak yakin.”

Mang Udin manggut-manggut. Sepertinya mulai paham. Kemudian mulai tersenyum.

“OK dech, saya paham. Selama ini saya akui saya memang ragu. Sekarang saya yakin. Allah sebenarnya sudah membimbing saya, saya sendiri yang tidak melihat dan tidak mensyukurinya. Terima kasih abang.” kata mang Udin, matanya terlihat berkaca-kaca.

“Berterima kasihlah kepada Allah. Sebentar lagi dzuhur, kita ke Masjid yuk. Kita mohon ampun dan bersyukur kepada Allah.”

Mereka pun mengangkat pikulan dan mulai berjalan menuju masjid terdekat sambil diiringi rasa optimis bahwa hidup akan lebih baik.


dari www.motivasi-islami.com

Selamat pagi pak Sarjono

assalamualaykum ya akhi ya ukhti
Amboii, pagi jumat yang indah hari ini. Cuacapun cerah Alhamdulillah puji syukur kepada Allah sang pencipta yang masih berkeinginan menerbitkan matahari sehingga pagi ini begitu indah. Di tambah dengan sapaan “selamat pagi” dan senyuman yang ikhlas dari pak Sarjono seorang penjaga tol.

Aku rutin memang melalui gerbang tol ini, terutama ketika berangkat kerja. Tidak jarang aku kebetulan melalui gerbang tol yang di jaga oleh pak Sarjono. Malah dalam hati kadang berharap ketika mendekati pintu tol ini, mudah-mudahan aku gerbang tol yang aku masuki di jaga oleh pak Sarjono. Sebegitunya aku mengharapkan ya, senyumku dalam hati.

Tetapi memang tidak dipungkiri, ada kenyamanan dan keindahan yang aku dapat dari keikhlasan sapaan dan senyuman dari seorang pak Sarjono, yang jarang sekali aku dapatkan dari penjaga-penjaga tol lainnya. Nah hari ini memang lebih berkesan, gak tau kenapa dalam hati selama perjalanan hati ini bertanya-tanya “kira-kira muslimkah pak Sarjono itu?”, hmm, mudah2an iya harapku. Apakah aku layak menanyakannya lain waktu nanti pikirku, dalam perjalanan pikiran itu masih melayang-layang, apalagi teringat tulisan yang pernah aku tuangkan dalam blog ini


Hmm akhirnya aku putuskan untuk menanyakan itu, nanti di saat pertemuan itu terjadi lagi. Aku berniat mengganti sapaan “selamat” itu dengan ucapan “assalamualaykum”, mungkin akan terasa lebih indah dan lebih baik untuk diucapkan, selain salam juga merupakan do’a seorang muslim terhadap saudara muslimnya. Seperti yang dijelaskan dalam hadits berikut :


"Namun, janganlah jadikan ucapan salam hanya sekedar ucapan layaknya ucapan selamat pagi ataupun selamat siang, yang terucap tanpa penjiwaan serta dibarengi ruh kasih sayang dan persaudaraan di dalamnya, karena sesungguhnya Assalaam merupakan nama dari nama-nama Alloh SWT yang diletakkan di bumi. (HR. Bukhari)"

Abu Umammah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Orang yang lebih dekat kepada Allah SWT adalah yang lebih dahulu memberi Salam.” (Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)





Konsistenkah karakter dan penampilan islami kita?


assalamualaykum ya akhi ya ukhti
Pertanyaan berikutnya yang kita ajukan kepada diri kita adalah “apakah diri kita konsisten dengan penampilan islam? dan apakah kita berkarakter sebagai seorang muslim yang baik?”

Kita telah mengetahui bahwa hanya dengan menampakkan karakter sebagai seorang muslim yang baik sudah merupakan dakwah bagi agama kita. Apalagi jika mempunyai suatu jabatan yang tinggi atau kedudukan terhormat di tengah masyarakat, maka kita akan dapat berdakwah kepada mereka dengan penampilan kita yang islami. Dan itu artinya kita sudah bermanfaat bagi agama menurut kemampuan kita. 

Abdullah bin masud .ra berkata “ketahuilah, sesungguhnya perilaku yang baik di akhir zaman lebih utama daripada sebagian amal. Apa maksud dari ucapan Abdullah bin masud ini?, maksudnya adalah bahwa tingkah laku yang baik adalah tingkah laku islami di akhir zaman, dimana kita yang hidup di dalamnya hari ini lebih utama dari sebagian amal taat dan ibadah. Sebab pada saat itu orang-orang telah banyak rusak akhlaknya, yang ma’ruf menjadi munkar, yang munkar menjadi tidak baik, sehingga konsisten perilaku yang islami sebagai bukti kuatnya keyakinan terhadap agama islam atas seseorang, dan dia dapat menjadi penuntun orang lain menuju jalan orang-orang yang bertakwa.
Bahkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang konsisten berkarakter dan berpenampilan yang islami.
Apa kata Rasulullah : “sesungguhnya prilaku yang baik dan karakter yang sholeh serta berhemat dalam beragama merupakan 25 bagian dari kenabian” (hadits HR Bukhori dari ibnu abbas)

Maka, saya terutama akan bertanya kepada diri saya sendiri. Apakah betul saya seorang yang konsisten berpenampilan islami dan berkarakter muslim sekalipun banyak orang yang tidak suka. Apakah saya lebih banyak mengutamakan ridho Allah dibanding dibenci oleh orang-orang? Ataukah saya termasuk orang yang senang mencari ridho manusia dengan kebencian Allah. InsyaAllah kita bisa menjawab dengan jujur di dalam hati “iya atau tidak”

Semoga kita bisa menjawabnya dan bersyukur bisa memberikan yang terbaik baik agama kita…amien, jika bellum insyaAllah kita bisa memperbaikinya untuk kokohnya islam kita.

InsyaAllah apa yang aku tuliskan tidak hanya sebagai nasehat semata tetapi bisa diimplementasikan olehku sendiri ..amien